Selasa, 14 Desember 2010

Masakan Korea berasal dari kuno dan tradisi nomaden pertanian di semenanjung Korea dan selatan Manchuria , dan telah berkembang melalui interaksi yang kompleks, politik, dan budaya tren lingkungan. [2] [3]
Korean cuisine is largely based on rice, noodles, tofu , vegetables, and meats. Masakan Korea sebagian besar didasarkan pada beras, mie, tahu , sayuran, dan daging. Traditional Korean meals are noted for the number of side dishes ( banchan ) that accompany steam-cooked short-grain rice. [ 4 ] Kimchi is usually served at every meal. makanan tradisional Korea terkenal akan jumlah lauk pauk ( banchan ) yang menyertai uap dimasak pendek-butiran beras. [4] Kimchi biasanya disajikan pada setiap kali makan. Commonly used ingredients include sesame oil , doenjang ( fermented bean paste ), soy sauce , salt, garlic, ginger, pepper flakes and gochujang (fermented red chili paste). Umumnya bahan yang digunakan meliputi minyak wijen , doenjang ( fermentasi pasta kacang ), kecap , garam, bawang putih, jahe, merica dan serpih Gochujang (difermentasi paste cabai merah).
Ingredients and dishes vary by province. Bahan dan hidangan bervariasi menurut propinsi. Many regional dishes have become national, and dishes that were once regional have proliferated in different variations across the country. Banyak masakan daerah telah menjadi nasional, dan hidangan yang dulunya daerah telah menjamur dalam berbagai variasi di seluruh negeri. The Korean royal court cuisine once brought all of the unique regional specialties together for the royal family. The pengadilan masakan kerajaan Korea sekali membawa semua spesialisasi regional yang unik bersama untuk keluarga kerajaan. Meals are regulated by Korean cultural etiquette . Makanan diatur oleh budaya Korea etiket .

Masakan Korea adalah makanan tradisional yang didasarkan pada teknik dan cara memasak orang Korea. Mulai dari kuliner istana yang pelik sampai makanan khusus dari daerah-daerah serta perpaduan dengan masakan modern, bahan-bahan yang digunakan serta cara penyiapannya sangat berbeda. Banyak sekali makanan Korea yang sudah mendunia. Makanan yang dijelaskan di sini sangat berbeda dengan makanan yang disajikan dalam kuliner istana (surasang), yang sampai saat ini juga dinikmati sebagian besar masyarakat Korea.
Masakan Korea berbahan dasar sebagian besar pada beras, mi, tahu, sayuran dan daging. Makanan tradisional Korea terkenal akan sejumlah besar makanan sampingan (lauk) yang disebut banchan yang dimakan bersama dengan nasi putih dan sup (kaldu). Setiap makanan dilengkapi dengan banchan yang cukup banyak.
Kimchi adalah makanan fermentasi yang berasal dari sayuran, utamanya sawi, lobak dan ketimun. Setidaknya ada satu jenis kimchi yang disajikan bersama banchan pada sepanjang tahunnya. Kimchi juga adalah bahan dasar utama dalam berbagai resep masakan Korea.
Makanan Korea biasanya dibumbui dengan minyak wijen, doenjang, kecap, garam, bawang putih, jahe dan saus cabai (gochujang). Masyarakat Korea adalah pengkonsumsi bawang putih terbesar di dunia di atas warga Cina, Thailand, Jepang, serta negara-negara Laut Tengah seperti Spanyol, Italia dan Yunani.
Makanan Korea berbeda secara musiman. Selama musim dingin, biasanya makanan tradisional yang dikonsumsi adalah kimchi dan berbagai sayuran yang diasinkan di dalam gentong besar yang disimpan di bawah tanah di luar rumah. Persiapan pembuatan masakan Korea biasanya sangat membutuhkan kerja sama.
Makanan tradisional dari istana, yang dahulu hanya dinikmati oleh keluarga kerajaan Dinasti Joseon, memerlukan waktu berjam-jam untuk pembuatannya. Makanan istana harus memiliki harmonisasi yang memperlihatkan kontras dari karakter panas dan dingin, pedas dan tawar, keras dan lembut, padat dan cair, serta keseimbangan warna.
Makanan istana seperti ini beberapa di antaranya dapat mencapai harga 240.000 (sekitar AS$265) per orang termasuk minuman juga layanan oleh pelayan eksklusif. Restoran yang menyediakan makanan istana terdapat banyak di kota Seoul. Sejak meledaknya popularitas drama epik Daejanggeum, semakin banyak pula masyarakat yang menyukai makanan istana.

   Cara termudah dan paling menyenangkan memahami suatu kebudayaan adalah lewat makanannya. Meskipun agak stereotip, jenis-jenis makanan itu merupakan hal yang menunjukkan jati diri suatu bangsa lebih dari aspek kebudayaan lain.
     Makanan Korea yang paling terkenal adalah KIMCHI, sejenis sayuran yang diacar. Di dalamnya biasa terdapat kubis, lobak, ketimun, cabai dengan rasa relatif pedas.
     Dari beberapa makanan Korea, "Kimchi" dan "Pulgogi" adalah makanan yang sangat terkenal di Korea ataupun di dunia Internasional. "Khimchi" adalah asinan khas Korea. Kimchi selalu ada dalam hidangan khusus ataupun hidangan sehari-hari, seperti sayuran, lalap dan sambal di Indonesia.
     Pulgogi adalah masakan yang dibuat dari daging sapi diberi bumbu, kemudian dimasak. Ada dua macam cara memasak pulgogi, jenis tumis dan bakar. Jenis bakar sangat terkenal dan merupakan masakan istimewa. Rasa pulgogi, tidak jauh berbeda dengan rasa daging sapi bakar di Indonesia.
     Para peneliti telah mendokumentasikan lebih dari 170 jenis makanan Korea. Akan tetapi yang paling umum dan disantap dengan nasi adalah kimchi yang di Tanah Air mirip-mirip asinan Bogor atau rujak cuka Bandung.
     Semua hidangan disajikan dalam satu meja, tapi etiket orang Korea tidak mengharuskan makan dengan urutan tertentu. Selain itu yang paling utama adalah jumlah hidangan. Berdasarkan tradisi, jumlah hidangan menandakan posisi keluarga itu dan tamunya.
     Pada zaman Busan masih berbentuk kerajaan, ada lima jenis makanan sehari-hari. Hanya Raja saja yang boleh menikmati 12 menu hidangan. Kelas "Yangban" (aristokrat) berhak atas tujuh sampai sembilan macam menu. Sedangkan rakyat jelata dibatasi tiga hingga lima macam menu saja.
     Dapat dibayangkan biaya sehari-hari anggota kerajaan untuk urusan dapur. Mereka menikmati hidangan yang begitu lengkap. Kini, kebiasaan menyediakan makanan secara lengkap mudah ditemui di Korea. Malah hidangan sederhana seperti mie pun memerlukan sejumlah pelengkap untuk menambah rasa.
     Makanan sehari-hari di pabrik-pabrik Korea biasanya terdiri dari satu mangkuk nasi, sup ("miyeok kuk"), beberapa jenis kimchi, teri, cumi iris belado, terkadang ada variasi antara ikan/daging/telur, tapi terkadang juga tidak.
     Belakangan kimchi telah beralih ke pizza dan burger. Proses pembuatannya merupakan contoh baik untuk mengenal bagaimana wanita Korea memasak. Hal itu sekaligus memperjelas laki-laki Korea tidak pernah masuk ke dapur. Sebagian besar wanita Korea pun baru belajar memasak sesudah menikah di bawah pengawasan ibu mertua.
     Tak satu pun buku resep yang dapat menggantikan pentingnya latihan dan uji coba memasak bertahun-tahun. Dulunya disebut-sebut semua wanita Korea yang menikah selalu belajar bagaimana membuat kimchi di dapur yang sama dengan mertua. Selera yang berbeda dari setiap keluarga diteruskan dari generasi ke generasi. Sekarang, kabarnya hanya segelintir wanita Korea yang memiliki waktu dan tempat membuat kimchi dengan cara tradisional.